Ketika kita berada di Alam Bebas, seringkali kita temukan bahkan tak jarang kita melihat pendaki Muslim meniggalkan shalat lima waktu yang seharusnya kita lakukan dimanapun kita berada termasuk selama perjalanan pendakian kita ketika berada di alam bebas.
Namun hal tersebut seolah-olah menjadi terlupakan oleh sebagian pendaki yang marak kita jumpai. sunggu hal tersebut disayangkan, terlebih lagi dalam hal mencintai alam maka seharusnya kita sebagai manusia yang mempunyai agama wajib mencintai sang pencipta alam ini terlebih dahulu.
Sebagaian juga memberi alasan bahwa mereka tidak tahu akan tata cara beribadah dalam hal pendakian selama di alam bebas yang melihat dari kondisi yang ada bahwa kurangnya tempat datar bahkan persediaan air yang tidak memadahi.
Maka dari itu kali ini saya bahas mengenai bagaimana tata cara shalat lima waktu selama perjalanan pendakian di Alam Bebas, agar supaya kita sama-sama mengingatkan dan senantiasa untuk tidak meninggalkan kewajiban yang seharusnya kita lakukan utamanya umat muslim. lansung saja berikut dibawah ini :
1. Khosar
Dalam sebuah pendakian biasanya butuh waktu perjalanan panjang, maka dari itu kita sudah termasuk dalam golongan safar. Safar diberi keringanan untuk dikhosor atau menyingkatkan shalat yaitu hanya dua rakaat. Misalnya hendak shalat dhuhur dalam sebuah perjalanan pendakian kita diberi keringanan bisa shalat dengan jumlah 2 rakaat saja yang dimana shalat dhuhur seharusnya 4 rakaat.
2. Jamak
Dalam hal jamak tentunya kita diwajibkan terlebih dahulu mempertimbangkan perjalanan kita. Jika perjalanan kita hendak cepat dan terburuh-buru karna suatu kondisi seperti terburuh waktu, maka kita diberi keringanan untuk sholat jamak.
Shalat jamak yakni mengambil 2 waktu shalat dalam hal mempersingkat hingga 2 rakaat masing-masing waktu shalat. Shalat yang bisa dijamak adalah Dhuhur dan Ashar atau Magrib dan Isya.
3. Tayammum
Seringkali diperjalanan, bahkan tak jarang kita berada pada daerah yang sama sekali tidak ada sumber air namun waktu shalat kian meninggalkan. Shalat sama sekali tidak membuat repot dalam hal mengerjakannya.
Jika tidak ada sumber air maka kita bisa melakukan tayammum dalam hal pengganti wuduh. Meskipun kita punya air dalam botol namun itu tidak bisa dipungkiri bahwa persediaan air dibotol itu hanya cukup untuk kita konsumsi, jadi itu boleh saja.
4. Sholat Jum'at diganti Sholat Dhuhur
Pendakian sebuah gunung kebanyakan membetuhukan beberapa hari sehingga melibatkan hari jum'at yang harus kita lalui ketika masih berada di dalam hutan atau alam bebas. Namun itu tidak boleh kita jadikan alasan untuk meninggalkan kewajiban kita sebagaimana umat muslim.
Dalam Kondisi tersebut kita diperbolehkan untuk sholat dhuhur saja sebagai pengganti jika keadaan tidak memenuhi syarat seperti halnya kurangnya makmum dan tidak adanya yang mampu untuk khutbah.
Itulah beberapa cara yang bisa kita terapkan selama berada di Alam Bebas yang tantunya kita sama-sama untuk menjaga keimanan kita dimanapun kita berada sehingga terhindar dari mara bahaya.
Sesungguhnya tidak alasanpun bagi kita untuk meninggalkan shalat kecuali kaum hawa yang sedang haid dimanapun kita berada sebagai tanda bahwa kita umat muslim yang taat dan patuh kepada Allah SWT. Sekian untuk artikel kali ini, Salam Literasi, Salam Lestari.
Comments
Post a Comment